Jumat, 28 Mei 2010

Paksaan atau Dibiasakan sichh??


Cinta memang tidak bisa dipaksakan. Sudah jelas ungkapan ini sering kita dengar. Apalagi dikalangan remaja yang sedang haus-hausnya mencari ‘Sang Cinta Sejati’. Namun, percayakah bahwa kalimat ‘ Cinta tak bisa dipaksakan’ bisa diganti dengan ‘Cinta bisa dibiasakan!’.

Ada beberapa orang yang susah jatuh cinta. Namun, setelah beberapa tahun kenal, saling kenal, mengobrol, bersahabat, curhat, ada beberapa diantaranya malah bisa saling mencintai. Itulah salah satu bukti bahwa cinta tak bisa dipaksakan. Tapi bisa dibiasakan!

Diatas adalah sampel pertama, tapi ada cinta yang awalnya dipaksakan akhirnya ia luluh dan akhirnya ia tahu bahwa dialah yang benar-benar mencintainya. Sebagai contoh, Bambang mencintai Armita. Bambang teruuusss saja menggempur habis-habisan si Armita. Ia selalu menunjukkan bahwa dialah ‘Sang Romeo’ yang Armita cari selama ini. Namun, Armita, 200% tidak sedikitpun mencintai Bambang yang kurus, hitam dan tidak ada tampan-tampannya sedikitpun! Namun, dengan kegigihan dan ketelatenan Bambang, akhirnya Armita Gadis Berkerudung yang cantik itu akhirnya luluh juga. Akhirnya ia pun sadar, bahwa kalau sudah cinta bicara tidak ada yang bisa menghentikannya. Dan cinta Bambang lah yang dicari. Karena Bambang telah membuktikan bahwa cintanya itu serius dan bukan sekedar main-main saja.


Seperti itulah keajaiban cinta, terkadang ada yang bilang ‘cinta itu layaknya engkau menggenggam pasir jangan engkau menekannya terlalu keras supaya tidak jatuh bercecer dan tidak merenggangkannya yang malah semakin bercecer lepas-hilanglah cinta itu’. Namun, pepatah itu bisa ‘dipatah’ kan dengan ‘genggamlah cinta erat-erat jangan kau lepas, Karena jika kau melepaskannya kau akan kehilangan kesempatan untuk melindunginya, untuk menjaganya, untuk mengasihinya, untuk menyeka tangisnya jika ia menangis, untuk meneguhkan hatinya jika ia rapuh, untuk menyelamatkan dari pasangan yang lain yang mungkin cintanya tak sedalam cintamu padanya.

Lalu pilihannya, cinta itu diperjuangkan (dipaksakan) atau cukup dibiasakan (biarkan mengalir) ?? Atau kalian akan menganut paham ‘paksa’ dulu biar ‘terbiasa’ ?? itu terserah anda! Namun bukankah cinta tak bisa dipaksakan ? semakin ia dipaksa ia kan lari semampu-mampunya. Layaknya orang yang hendak mengambil kupu-kupu indah yang hinggap di bunga. Jika ia perlahan-lahan dan sabar mengambilnya, ia pasti kan mendapat kupu-kupu tersebut. Namun, jika ia tergesa-gesa, maka kabur dan terbanglah sang kupu-kupu.



Ditulis oleh : Isworo Rizqi Semarang, 26 Mei 2010 jam 19:50 WIB

Awal Munculnya Cinta

Wahai gadis yang sedang duduk mendengarkan I-pod

Jilbabmu mengganggu tidurku, namun juga menenangkanku dari mimpi burukku

Wajahmu yang diciptakan sendu, seolah lemah namun tak seperti yang aku pikirkan

Betapa kuatnya engkau menghadapi cobaan demi cobaan

Begitu sempurna kau dimataku ,
terbersit ragu, apa kamu juga mencintaiku seperti aku mencintaimu?

Karena engkau wahai gadis, aku jadi malu…




Semarang, 26 mei 2010